BAB IX
PROSES KOMUNIKASI
A. Proses
Komunikasi
1.
Proses
Komunikasi secara Primer
Proses komunikasi primer (Primary
Process) adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat,
gambar warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan
pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang
paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah
yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu
berbentuk idea, informasi atau opini; baik mengenal hal yang konkret maupun
yang abstrak; bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat
sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang.
Kial (gestrure) memang dapat
menerjemahkan pikiran seseorang sehingga terekspresikan secara fisik. Akan
tetapi menggapaikan tangan, atau memainkan jarijemari, atau mengedipkan mata,
atau menggerakkan anggota tubuh lainnya hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal
tertentu saja (sangat terbatas).
Demikian pula isyarat dengan
menggunakan alat seperti kentungan, bedug, sirine, dan lain-lain serta warna
mempunyai makna tertentu. Kedua lambang itu amat terbatas kemampuannya dalam
mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.
Gambar sebagai lambang yang banyak
dipergunakan dalam komunikasi memang melebihi kial, isyarat, dan warna dalam
hal kemampuan 'menerjemahkan” pikiran seseorang, tetapi tetap tidak melebihi
bahasa. Buku-buku yang ditulis dengan bahasa sebagai lambang untuk menerjemahkan
pemikiran tidak mungkin diganti oleh gambar, apalagi oleh lambang-lambang
lainnya.
Demi efektifnya komunikasi,
lambang-lambang tersebut sering dipadukan penggunaannya. Dalam kehidupan
sehari-hari bukanlah hal yang luar biasa apabila kita terlibat dalam komunikasi
yang menggunakan bahasa disertai gambar-gambar berwarna.
Berdasarkan hal di atas, pikiran dan
atau perasaan seseorang baru akan diketahui oleh dan akan ada dampaknya bagi
orang lain apabila ditransmisikan menggunakan media primer tadi, yakni
lambang-lambang. Dengan perkataan lain, pesan (message) yang disampaikan
oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (the content) dan
lambang (symbol).
Komunikasi berlangsung apabila
terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan
perkataan lain, komunikasi adalah proses membuat sebuah pesan setara bagi
komunikator dan komunikan.
Proses tersebut, pertama-tama
komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada
komunikan. la memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang
(bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran
komunikan akan menterjemahkan sandi (decode) pesan dari komunikator itu.
Ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator
tadi dalam konteks pengertiannya. Dalama proses itu komunikator berfungsi
sebagai penyandi (encoder) dan komunikan berfungsi sebagai penerjemah
sandi (decoder).
Dalam proses penyandian (coding)
itu komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi hanya ke
dalam kata bermakna yang pernah dia ketahui dalam pengalamannya masing-masing.
Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan komunikator cocok
dengan kerangka acuan, yakni paduan pengalaman dan pengertian yang pernah
diterima komunikan. Bidang pengalaman merupakan faktor yang amat penting dalam
komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman
komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya bila pengalaman
komunikan tidak sama dengan pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk
mengerti satu sama lain.
2.
Proses
Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder
adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam
melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat
yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat telepon, surat kabar, majalah,
radio televisi, film, dan banyak lagi media kedua yang sering digunakan.
Komunikasi bermedia (mediated
communication) mengalami kemajuan dengan memadukan komunikasi berlambang bahasa
dan berlambang gambar dan warna. Maka film, televisi dan video pun sebagai
media yang mengandung bahasa, gambar, dan warna melanda masyarakat.
Pentingnya peranan media, yakni
media sekunder, dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiennya dalam
mencapai komunikan. Surat kabar, radio, atau televisi misalnya, merupakan media
yang efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang banyak. Jelas efisien
karena dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, sudah tersebar luas
kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya, bukan saja jutaan melainkan puluhan
juta bahkan ratusan juta, seperti misalnya pidato kepala negara yang disiarkan
melalui radio atau televisi. Pertandingan sepakbola yang disiarkan secara
langsung, ataupun peragaan busana musim panas di Eropa yang bisa disaksikan
oleh penonton di Asia. Sehingga para wanita pun tidak ketinggalan dalam
mengikuti trend berpakaian.
Umpan balik dalam komunikasi
bermedia, terutama media massa biasanya dinamakan umpan balik tertunda (delayed
feedback) karena sampainya tanggapan atau reaksi khalayak kepada komunikator
memerlukan tenggang waktu.
Karena proses komunikasi sekunder
ini merupakan sambungan komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan
waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan
komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri sifat-sifat media yang
akan digunakan. Komunikan media surat poster atau papan pengumuman akan berbeda
dengan komunikan surat kabar, radio, televisi atau film.
Komunikasi sekunder bermedia dapat
diklasifkasikan sebagai media massa dan media nirmasa atau media nonmassa.
Surat kabar, radio televisi dan film di bioskop memiliki ciri tertentu, antara
lain massif atau massal. Tertuju kepada sejumlah orang dalam jumlah yang
relatif amat banyak berbeda dengan media nirmassa seperti telepon, papan pengumuman
yang tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang.
B. Tanya
Jawab
1.
Apa
yang dimaksud dengan komunikasi secara primer?
Jawab : Proses komunikasi primer (Primary
Process) adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
2.
Siapa
yang bertugas menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada
komunikan
Jawab : Komunikator atau pengirim
pesan.
3.
Di
mana terjadinya proses komunikasi?
Jawab : Proses komunikasi dapat
terjadi dimana saja.
4.
Kapan
proses komunikasi secara sekunder terjadi?
Jawab : Proses komunikasi sekunder terjadi
pada saat proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai
media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan
komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif
jauh atau jumlahnya banyak. Contoh medianya adalah surat telepon, surat kabar,
majalah, radio televisi, film, dan banyak lagi media kedua yang sering
digunakan.
5. Mengapa
dalam keberhasilan komunikasi harus memperhatikan pengalaman komunikator dan
komunikan yang sama?
Jawab : Karena komunikasi akan
berhasil apabila pesan yang disampaikan komunikator cocok dengan pengalaman dan
pengertian yang pernah diterima komunikan. Apabila antara pengalaman
komunikator dan komunikan tidak cocok maka akan terjadi kesalahpahaman dalam
komunikasi.
6. Bagaimana
umpan balik yang diberikan oleh komunikan pada proses komunikasi secara
sekunder melalui media massa?
Jawab : Karena, umpan balik pada
media massa termasuk pada umpan balik tertunda maka kita harus menjalani langkah-langkah dalam
memberikan umpan balik. Mulai dari mengirimi pesan kritik pada alamat yang
diberikan di media massa, dan kita harus menunggu surat kita dibaca oleh pihak
yang terkait. Maka proses dari umpan balik tertunda ini akan memakan waktu yang
lama.
0 komentar:
Posting Komentar