TUGAS
ANALISIS
JURNAL PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
“MEMBANGUN
KARAKTER ANAK MELALUI PERMAINAN ANAK TRADISIONAL”
Disusun
Oleh :
Dea Tita Hastika
(20158300219)
Dosen Pengampu :
Andy Ahmad, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
STKIP KUSUMA NEGARA
JAKARTA
2016
A.
Identitas Jurnal
·
Judul : MEMBANGUN KARAKTER ANAK MELALUI PERMAINAN ANAK TRADISIONAL
·
Penulis : Haerani Nur
·
Terbit : Tahun III, Nomor 1, Februari 2013
B.
Ringkasan Jurnal
Pendahuluan
Kemajuan teknologi yang semakin pesat ternyata mempengaruhi
aktivitas bermain anak. Sekarang, anak-anak lebih sering bermain permainan
digital seperti video games, Playstation (PS), dan games
online. Permainan ini terkesan modern karena menggunakan peralatan yang
canggih tidak seperti permainan anak tradisional. Permainan digital juga modern
dengan cara memainkannya dan bermain diruangan yang nyaman karena pada umumnya
ber-AC seperti di Timezone atau warnet, sedangkan permainan tradisional
biasanya di lapangan, halaman, dan kepanasan. Selain itu, permainan digital
biasanya banyak tersedia di mall, sedangkan permainan tradisional
biasanya dimainkan di pinggiran kota atau di desa-desa sehingga terkesan
sebagai permainan kampungan yang ketinggalan zaman. Kesan modern pada permainan
digital ini membuat anak-anak lebih bermain di permainan digital, karena orang
tua juga menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh anaknya, mereka
tidak lagi memperkenalkan permainan yang dimainkannya dulu waktu mereka kecil pada
anak-anaknya
Permainan
digital ini berdampak buruk, karenaa sebagian besar waktu anak digunakan untuk
bermain games online. Hal ini menyebabkan siswa SD dan SMP bolos
sekolah. Menurut Metronews (21/9/2012) tentang siswa SD Rfd (7
tahun) yang berontak dan berusaha menyerang seorang wartawan dari sebuah media
cetak harian saat meliput razia game online di salah satu warnet di Kota
Probolinggo. Siswa ini terjaring bersama
dua orang siswa SMP, yakni Frdy (14 tahun) dan By (14 tahun), mereka tertangkap
sedang asik bermain games di warnet tersebut. Parahnya, kecanduan anak
pada games online sudah melampaui
ambang batas, anak-anak menghabiskan waktu berjam-jam bermain games tanpa peduli dengan lingkungannya.
Gamespun berisi kekerasan yang berpadu dengan pornografi lebih banyak
diminati oleh anak-anak. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai kasus seperti:
siswa SD membacok temannya di Depok, anak umur 9, 10, dan 11 tahun mencabuli
anak umur 6 dan 4 tahun di Padang, dan kasus beberapa anak nekat merampok
karena butuh uang untuk bermain games online. Kecanduan anak-anak pada games
online sudah seperti kecanduan seseorang pada narkotika, karena ketika
ingin bermain dan tidak punya uang, anak akan melakukan segala cara, termasuk
berbuat tindakan kriminal. Berdasarkan data dari Yayasan Sahabat Kapas, di
Surakarta ada tujuh anak yang melakukan pencurian demi bisa bermain games
online. Hal serupa dialami oleh AY yang mencuri motor lima kali
berturut-turut, dan mengaku nekat hanya untuk membiayai hidupnya dan bermain game
online.
Penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas Hanover Jerman telah menemukan bahwa games
online bisa menyebabkan seseorang mengalami kepribadian ganda. Hal ini diperoleh
pada seorang wanita yang bermain games online setiap hari selama tiga
bulan, dengan memainkan beberapa tokoh yang berbeda. Hal serupa terjadi di
China, Zhang Xiaoyi tentang kasus seorang bocah laki-laki (13 tahun) meninggal setelah
loncat dari gedung tinggi. Zhang meninggalkan pesan bunuh diri, berisi
keinginan-nya untuk bergabung dengan para jagoan yang ada di game kesukaannya.
Di balik banyaknya dampak negatif yang telah
ditimbulkan oleh permainan digital yang modern
ini, sebenarnya bangsa Indonesia memiliki permainan anak yang kaya akan nilai
dan berdasarkan hasil penelitian permainan anak tradisional dapat menstimulasi tumbuh
kembang anak, bahkan dapat digunakan sebagai sarana edukasi pada anak. Hasil penelitian
Kurniati (2011:13) menunjukkan bahwa permainan anak tradisional dapat
mestimulasi anak dalam mengembangkan kerjasama, membantu anak menyesuaikan
diri, saling berinteraksi secara positif, dapat mengkondisikan anak dalam mengontrol
diri, mengembangkan sikap empati terhadap teman, menaati aturan, serta menghargai
orang lain. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa permainan tradisional dapat
memberikan dampak yang sangat baik dalam
membantu mengembangkan keterampilan emosi dan sosial anak. Berdasarkan uraian
di atas, pelestarian permainan tradisional penting untuk dilakukan dengan cara
memperkenalkan dan memainkan permainan tradisional bersama anak, disertai
dengan upaya penyadaran kepada pihak-pihak
terkait khususnya orang tua akan bahaya games. Orang tua adalah pihak yang
memiliki peran penting terkait dengan masalah kecanduan games online
pada anak karena orang tua adalah pihak yang
paling dekat dan paling bertanggung jawab terhadap anak, yang seharusnya memiliki
waktu paling banyak bersama anak dengan perhatian dan kasih sayangnya.
Membangun Karakter Anak Melalui
Permainan Anak Tradisional
Berdasarkan
uraian di atas, dapat dipahami bahwa tingkat kecanduan anak terhadap games
online di Indonesia saat ini berada pada level sangat tinggi. Dampak yang ditimbulkannya
pun sangat memprihatinkan karena berpengaruh pada prestasi belajar, menyebabkan
anak berperilaku agresif, bahkan menjerumuskan anak dalam tindak kriminal
seperti pencurian dan pemerkosaan, serta menyebabkan anak mengalami kepribadian
ganda yang bisa berujung pada kematian.
Dalam bermain
pada umumnya anak terlibat dalam suatu permainan. Misbach (2006:5) menyimpulkan
bahwa permainan adalah situasi bermain yang terkait dengan beberapa aturan atau
tujuan tertentu, yang menghasilkan kegiatan dalam bentuk tindakan bertujuan. Dapat
dipahami bahwa dalam bermain terdapat aktivitas yang diikat dengan aturan untuk
mencapai tujuan tertentu. Rogers&Sawyer’s (Iswinarti, 2010:6) mengemuka-kan
bahwa hingga pada anak usia sekolah, bermain bagi anak memiliki arti yang sangat
penting. Adapun nilai-nilai penting dalam bermain bagi anak, yaitu meningkatkan
kemampuan problem solving anak, menstimulasi perkembangan
bahasa dan kemampuan verbal, mengembangkan
keterampilan sosial, dan sebagai wadah pengekspresian emosi. Selain itu,
dalam Best Play (Iswinarti, 2010:8) peran bermain pada anak
berdampak pada sejumlah bidang kehidupan anak, yaitu mempunyai peran penting
dalam belajar, dapat mendukung perkembangan fisik dan kesehatan mental yang
baik, dan memberi kesempatan untuk menguji anak dalam mengahadapi tantangan dan
bahaya.
Mutiah
(2010:113) juga mengemukakan bahwa permainan dan bermain memiliki banyak fungsi
bagi anak, khususnya dalam menstimulasi
tumbuh-kembang, antara lain sebagai sarana menumbuhkan kemampuan sosialisasi
pada anak, sebagai sarana mengembangkan kemampuan dan potensi anak serta
sebagai sarana mengembangkan emosi anak.
Dapat dipahami bahwa permainan dan aktivitas bermain seharusnya berdampak
positif bagi anak. Oleh karena itu, jika bermain menimbulkan bahaya bagi anak,
seperti fenomena games online, maka sudah seharusnya dilakukan berbagai
tindakan untuk mengatasinya dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait.
Cahyono (2011:1) dan
Misbach (2006:3) mengemukakan
bahwa permainan digital seperti video games dan games online, banyak
dimainkan secara statis, anak ber-main dalam keadaan pasif. Mereka duduk dan
diam, yang bekerja hanya jemarinya saja. Hal ini menyebabkan anak menjadi tidak peduli pada
lingkungan yang akan mempengaruhi interaksi sosialnya, akibatnya, anak
berkembang menjadi pribadi yang pemalu, penyendiri, dan individualistis. Di
samping itu, permainan ini juga menciptakan suasana tegang dan menimbulkan
agresif yang kuat, yang membentuk anak untuk cenderung selalu ingin menang dan
akan sangat kecewa bahkan tidak bisa menerima kekalahan. Selain itu, Mori
(Renggani, 2012:2) dalam penelitiannya mengenai dampak video games pada aktivitas otak menyimpulkan dua poin
penting, yang mengindikasikan bahwa
bermain games berdampak buruk bagi kesehatan perilaku manusia adalah bermain games menyebabkan terjadinya penurunan
aktivitas otak depan yang berperan penting dalam pengendalian emosi dan aktivitas,
sehingga pemain games cepat mengalami
perubahan emosi, seperti: mudah
marah sehingga sering mengalami masalah dalam interaksi sosial, dan penurunan
daya konsentrasi. Bermain games juga menyebabkan terjadinya penurunan
aktivitas gelombang beta yang merupakan efek jangka panjang yang tetap
berlangsung meskipun gamers tidak sedang bermain games. Hal ini ditandai dengan adanya
peningkatan sekresi hormone adrenalin, sehingga denyut jantung, tekanan
darah, dan kebutuhan oksigen terpacu meningkat.
Di sisi lain,
permainan tradisional yang juga merupakan budaya bangsa Indonesia telah terbukti
dapat menumbuhkan karakter positif pada anak. Cahyono (2011:2) mengemukakan
sejumlah karakter yang dimiliki oleh permainan tradisional dapat membentuk
karakter positif pada anak seperti, permainan tradisional cenderung menggunakan
alat atau fasilitas di lingkungan tanpa harus membelinya sehingga perlu daya imajinasi dan kreativitas yang tinggi.
Banyak alat-alat permainan yang dibuat dari tumbuhan, tanah,genting, batu, atau
pasir. Permainan anak tradisional melibatkan pemain yang relatif banyak. Serta
permainan tradisional menilik nilai-nilai luhur dan pesan-pesan moral tertentu.
Misbach (2006:7) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa permainan tradisional dapat
menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak yang dapat meliputi hal-hal aspek
motorik, aspek kognitif, aspek emosi, aspek bahasa, aspek sosial, aspek spiritual, aspek ekologis, aspek
nilai-nilai/moral dll.
Berdasarkan hal
tersebut, dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional memang berbeda dengan
permainan digital. Tidak hanya dari kesan yang ditimbulkannya, tetapi juga dari
makna dan pengaruhnya pada anak-anak Indonesia. Oleh karena itu, dapat dipahami
bahwa pemilihan permainan dalam hal ini apakah permainan digital yang kesannya
modern dan canggih, tetapi berdampak buruk atau permainan tradisional yang
kesannya kampungan dan ketinggalan zaman,
tetapi berdampak baik akan menentukan karakter yang tercipta pada
anak-anak Indonesia, generasi penerus dan harapan bangsa.
C.
Analisis kritis dan Solusi
Topik dalam jurnal ini membahas tentang karakter anak-anak dari
pengaruh permainan yang sering dimainkannya. Dari uraian isi jurnal tersebut,
dapat diketahui bahwa pada saat ini anak-anak lebih memilih untuk bermain games
online, playstation, dan video games dibandingkan bermain
permainan tradisional yang sebenarnya memiliki banyak dampak buruk bagi
perkembangan karakter anak. Mereka beranggapan bahwa permainan digital
tersebut, merupakan permainan yang modern dan banyak digandrungi teman
seusianya. Padahal, bermain permainan digital tidak lebih baik dibandingkan
permainan tradisional terutama dalam pembentukan karakter anak. Permainan
digital tersebut memiliki dampak serius bagi anak, sehingga mereka akan
memiliki karakter yang cenderung agresif, cepat emosi dan berkata-kata kasar
yang tidak seharusnya diucapkan. Situasi ini sangat mencerminkan karakter
anak-anak pemain game digital di sebagian indonesia. Anak-anak lebih suka
menyendiri untuk lebih sering bermain game digital dibandingkan berinteraksi
dan bermain langsung dengan teman sebayanya dilingkungan rumah. Sehingga hal
ini akan menyebabkan, berkurangnya rasa sosialisasi anak dalam berinteraksi dan
bergaul dengan teman-teman sebayanya.
Anak-anak yang sering mengurung dirinya dirumah, ia akan memiliki
karakter pendiam dan pemalu karena mereka hanya berinteraksi dengan game saja
bukan dengan orang asli. Dari hal itu, mereka juga cenderung lebih egois dan
agresif, serta menginginkan segala yang diinginkannya akan terlaksana semua.
Mereka menjadi pribadi yang tidak dapat mengerti situasi keadaan yang terjadi
disekitarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa mereka tidak perduli apa yang
terjadi disekitarnya, karena terlalu asik bermain dengan game digital miliknya.
Sehingga, apabila sesuatu tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan, mereka
akan memiliki sifat yang cenderung akan langsung marah, kesal dan tidak dapat
menerima karena tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Mereka akan cepat
mengalami perubahan emosi mudah marah sehingga sering mengalami masalah dalam
interaksi sosial, dan penurunan daya konsentrasi.
Apabila anak-anak tersebut kecenderungan pada game digitalnya lebih
tinggi, maka akan menyebabkan mereka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
bermain game digital dibandingkan untuk belajar. Sehingga, masalah yang akan
timbul adalah anak bisa saja membolos sekolah hanya karena kecanduan pada game
digital. Masalah yang lebih parah lagi adalah, anak-anak akan melakukan apa
saja demi bisa bermain game digital. Seperti yang telah diuraikan diatas, ada
anak yang rela mencuri hanya demi bisa bermain games online. Selain itu
anak memiliki perilaku kasar dan kriminal seperti akan berikap kasar dan selalu
ingin menang sendiri serta hal-hal yang sangat fatal adalah anak bisa saja
memiliki kepribadian ganda akibat seringnya memainkan beberapa tokoh yang berbeda
sehingga tokoh-tokoh imajinasi itu mengambil alih kepribadian aslinya.
Solusi
Dampak kecanduan game digital terutama adalah games online pada
anak merupakan masalah bangsa yang harus segera diatasi karena hal ini menentukan
karakter anak, yang juga merupakan karakter bangsa. Solusi terbaik untuk
menanggulangi kejadian ini adalah dengan perhatian dan penjagaan dari berbagai
faktor yakni faktor orang tua, faktor lingkungan masyarakat, faktor guru dan
institusi pendidikan tempat anak bersekolah dan belajar serta faktor pemerintah
yang sangat diperlukan. Orang tua sudah seharusnya bisa mengawasi anak-anaknya
dalam melakukan suatu hal, termasuk dalam bermain. Orang tua harus menyadari
perannya sebagai pelindung, pendidik, dan penanggungjawab terhadap anak di
dunia dan di akhirat, maka dari itu orang tua lah harus dapat mengontrol dan
dapat meluangkan waktunya untuk bisa memperhatikan anaknya, mengajari hal-hal
baik, dan menjadi teladan bagi sang anak agar tidak terjadi hal-hal buruk yang
akan mempengaruhi karakter dan perilaku sang anak. Selain itu, lingkungan
masyarakat dapat memengaruhi karakter sang anak, sehingga harus didukung dengan
tidak adanya warnet yang menjamur. Guru dan sekolah sebagai rumah kedua bagi
anak, juga mendapat tugas penting untuk membantu anak dalam membentuk
karakternya, dengan menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik anak ke
jalan yang benar. Terakhir, pemerintah sebagai pihak yang bertanggungjawab
dalam mengatur dan membina masyarakat dengan aturan-aturannya, seharusnya bisa
mengontrol operasi warnet dan tempat bermain agar tidak menjerumuskan anak dalam
bahaya yang secara tidak langsung berpengaruh pada pembentukan karakter bangsa.
Sudah seharusnya anak-anak dikenalkan pada permainan tradisional
yang memang memiliki manfaat positif dalam pembentukan karakter sang anak.
Permainan tradisional harus dikembalikan posisinya sebagai permainan anak
Indonesia, karena dengan cara itulah anak-anak yang nantinya akan menjadi
pemimpin bangsa Indonesia nantinya sudah memiliki karakter dan perilaku baik
yang dapat mengerti situasi kondisi yang terjadi disekitarnya. Dalam hal ini,
semua pihak dapat mengenalkan dan
memainkan permainan tradisional bersama anak, bahkan bisa diadakan upaya untuk
memodernisasikan permainan anak tradisional sehingga anak-anak akan tertarik
dan ingin memainkannya.
0 komentar:
Posting Komentar