TUGAS
PERKEMBANGAN
DAN BIMBINGAN PESERTA DIDIK
“BULLYING
DALAM KESEHARIAN PESERTA DIDIK”
Disusun
Oleh :
Dea Tita Hastika
(20158300219)
Dosen Pengampu :
Chairunnisa, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
STKIP KUSUMA NEGARA
JAKARTA
2016
A.
Kasus
SADIS!
Dua Siswa SMP Disetrum, Lalu Dicelurit
Sabtu, 12 Maret 2016 | 15:06 WIB
POJOKSATU.id, BOGOR – Aksi kekerasan pelajar kembali terulang di
Kota Bogor. Dua pelajar SMP di Kota Bogor Jawa Barat disetrum, lalu dicelurit.
Informasi yang dihimpun, awalnya Kamis (10/3/2016) sekitar pukul
16:00, kedua korban yakni A dan B siswa kelas IX berjalan kaki pulang sekolah
bersama beberapa orang temannya.
Namun, saat sedang bersantai di gang yang tak jauh dari lapangan
Sempur, keduanya diserang lima siswa SMP dari sekolah lain.
“Korban disetrum kemudian dicerulit oleh salah satu pelaku,” ujar
Kasat Reskrim Polres Bogor Kota, AKP Hendrawan A Nugroho seperti dikutif dari
Radar Bogor (grup pojoksatu.id), Sabtu (12/03/2016).
Melihat keduanya tersungkur tak berdaya, para pelaku kemudian
melarikan diri. Dalam kondisi panik, teman-teman korban membawa A dan B ke
Rumah Sakit PMI Bogor.
Akibat kejadian tersebut, A mengalami luka di kepala bagian
belakang dekat pundak sebelah kiri. Tak hanya itu, bagian tangannya pun
mengalami luka karena benda tajam sehingga harus mendapatkan 18 jahitan.
Sementara, B kondisinya mengalami luka berat pada bagian tangan
bagian kanannya. Mendapat informasi tersebut, kemarin tim Reskrim Polres Bogor
Kota menangkap para pelaku yang langsung dipimpin AKP Hendrawan.
“Kami masih dalami soal alat yang digunakan para pelaku berupa alat
setrum 2.400 wat dan cerulit,” ujarnya.
Ia menambahkan, para pelaku masih tergolong anak-anak sehingga
pihaknya berkoordinasi dengan balai pemasyarakatan (Bapas).
Sumber :
http://pojoksatu.id/pendidikan/2016/03/12/sadis-dua-siswa-smp-disetrum-lalu-dicelurit/
B.
Pandangan penulis
Dewasa ini, pendidikan di Indonesia masih memiliki berbagai macam
persoalan-persoalan yang harus diperhatikan serta harus segera diatasi, seperti
kasus bullying yang tengah marak terjadi di kalangan pelajar Indonesia. Kasus
bullying yang terjadi tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, namun bisa
terjadi di luar lingkungan sekolah seperti kasus diatas. Kekerasan di antara
para pelajar merupakan salah satu kasus bullying yang sering terjadi kini.
Sebagai pelajar yang terdidik dan menerima pembelajaran dalam sekolah, tidak
sepantasnya memiliki kelakuan seperti halnya 5 siswa SMP dalam kasus diatas.
Mereka merupakan generasi penerus bangsa, lalu mengapa mereka
memiliki kelakuan layaknya para gangster atau preman? Seharusnya 5 siswa
tersebut memiliki pemikiran bagaimana dampak yang akan terjadi jika mereka
melakukan tindak kekerasan terhadap 2 siswa SMP dari sekolah lain. Penulis
sangat prihatin terhadap moral anak didik, anak bangsa pada zaman ini.
Bagaimana tidak, mereka menghabisi siswa lain yang dengan rasa tak bersalah
lalu meninggalkannya setelah tidak berdaya. Mereka cenderung memikirkan bahwa
dengan tindak kekerasan yang dilakukannya, menjadikan dirinya kuat dihadapan
pelajar lain maupun menambah eksistensi pada dirinya. Faktanya, perilaku
tersebut sangat menyimpang dari berbagai hal yang seharusnya, karena dengan
melakukan hal bullying tersebut, mereka sama saja seperti menjatuhkan diri pada
ranah kejahatan yang bisa membuat sifat dalam dirinya menjadi brutal dan
melakukan apapun semaunya. Tentu saja hal ini sangat tidak baik, untuk
kehidupannya sekarang maupun kehidupannya di masa mendatang.
Sebagai pelajar yang cerdas, mereka seharusnya tidak lagi
mengatakan dirinya kuat, hebat dengan perilaku kekerasan. Namun, ditunjukkan
dengan prestasi-prestasi yang bisa membanggakan dirinya, maupun keluarga dan
sekolah. Sehingga, siapapun yang mengetahui hal tersebut akan dengan sendirinya
mengatakan bahwa mereka merupakan pelajar yang hebat.
Dalam kasus diatas, kedua pihak yang terbully dan pihak yang
membully sama-sama memiliki dampak. Pada pihak yang terbully, tidak hanya
menjadi korban kekerasan pada tubuhnya, namun juga psikisnya akan terganggu dan
bisa saja meninggalkan trauma nantinya. Kedua siswa itu juga akan merasakan
perasaan takut, ketika mereka berjalan keluar dari lingkungan sekolah atau
rumah, karena akan adanya tindak kekerasan yang pernah terjadi pada mereka.
Selain itu, tindak kekerasan tersebut telah membuat kedua siswa menjadi
terbaring lemah, dan harus dirawat dengan berbagai luka pada tubuhnya. Sungguh
mengenaskan, jika hal ini terus terjadi pada siswa atau pelajar lainnya.
Adapun dampak yang terjadi pada siswa atau pelajar yang membully
ialah, mereka akan dihantui rasa bersalah karena telah menghabisi, memukuli,
siswa lain. Perkembangan emosi pada dirinya pun, akan mengalami kendala karena
tidak terkendalinya emosi yang dirasakan pada siswa tersebut. Sehingga, akan
menyebabkan dirinya selalu melimpahkan emosi dalam perilaku kekerasan terhadap
siswa lain, dan akan merusak masa depannnya kelak.
Sesungguhnya tindakan bullying yang dilakukan para pelajar SMP
tersebut memang tidak terlepas dari bagaimana orang tua maupun pihak sekolah
dalam mendidik mereka. Seharusnya para orang tua maupun sekolah, harus bisa
lebih teliti mendidik anak maupun anak didiknya. Perhatian dan kasih sayang
sangat diperlukan mereka dalam membentuk perkembangan emosi yang sedang
berlangsung pada dirinya. Sehingga kasus seperti bullying akan berkurang.
C.
Penyelesaian kasus
Tindak kekerasan atau yang bisa dikategorikan dalam bullying,
merupakan hal yang sedang hangat terjadi di pendidikan Indonesia. Kasus bullying
sesungguhnya berasal dari ketidaksukaan pihak pembully dengan pihak terbully.
Namun, kasus seperti ini harus segera di selesaikan karena hanya akan membuat
dampak negatif bagi para korban maupun pihak yang membully. Keadaan psikis yang
terganggu, rasa cemas dan ketakutan erat sekali kaitannya dengan tindak
kekerasan.
Seperti kasus tindak kekerasan yang dilakukan 5 siswa SMP di Bogor,
yang menghajar, memukuli 2 siswa SMP lalu mencelurit dan menyetrumnya sungguh
merupakan perbuatan yang sangat tidak patut bagi pelajar, yang tidak seharusnya
terjadi dan harus di minimalisir kejadian seperti ini. Kejadian ini jelas tidak
bisa didiamkan atau disepelekan, sebab akan mengancam masa depan generasi dan
bangsa ini. Output dari adanya kebiasaan bullying atau kekerasan di tengah
kalangan pelajar, hanya akan melahirkan para pelajar yang troublemaker
bukan problem solver. Kasus-kasus seperti ini terjadi karena
ketidakperhatiannya para orang tua dan pihak sekolah dalam mendidik. Lemahnya
perhatian keluarga dan lemahnya pengawasan sekolah menjadikannya salah satu
alasan mengapa kejadian seperti ini masih sering terjadi.
Solusi yang digunakan untuk meminimalisir bullying adalah dengan
cara diadakannya seminar tentang bullying dan dampak sebagai akibatnya. Seminar
atau pemberian materi tentang bullying sangat diperlukan, karena dapat membantu
para siwa untuk membuka pikiran mereka bahwa bullying merupakan tindakan yang
tidak bermanfaat dan justru memiliki banyak dampak negatif bagi pelakunya.
Selain seminar, perlu diadakannya kampanye anti-bullying di sekolah maupun
diluar sekolah, dengan cara membuat poster atau gambar-gambar “stop bullying di
kalangan pelajar” dan sebagainya. Guru di sekolah pun harus bisa tegas untuk
menindaklanjut para siswa yang sering terlibat dalam kasus bullying, dan
memberikan pengarahan dengan cara baik agar siswa-siswa tersebut menjadi luluh
untuk tidak berperilaku keras.
Tidak luput dari keluarga, maka keluarga juga harus ikut
berpartisipasi dalam rangka meminimalisir kasus bullying yang terjadi.
Berikanlah perhatian yang cukup bagi anak, dan selalu memerhatikan perilaku dan
sikap anak. Apabila anak memiliki perilaku atau sikap yang berubah dari
biasanya, segeralah untuk menegur dan memperingatkannya agar tidak terjerumus
dalam sikap kekerasan.
Dalam
menindaklanjuti kasus bullying maupun kekerasan dikalangan para pelajar, seluruh
pihak, baik pemerintah, masyarakat, keluarga dan individu-individu terkait di
dalamnya, harus mengadakan perubahan revolusioner, berpikir akar persoalannya
dan mengambil solusi tuntas untuk mengurangi tindak kekerasan pada pelajar dan
segera menyelamatkan para generasi muda yang akan melanjutkan estafet
kepemimpinan suatu bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
http://pojoksatu.id/pendidikan/2016/03/12/sadis-dua-siswa-smp-disetrum-lalu-dicelurit/
Diakses
tanggal 12 Maret 2016 pukul 16.06 WIB
[2]
https://reyvanologi.wordpress.com/2012/11/25/bullying-yang-sangat-global-di-kalangan-pelajar/
Diakses
tanggal 12 Maret 2016 pukul 16.26 WIB
[3]
http://soyaintermedia.blogspot.co.id/2016/03/bullying-3.html
Diakses
tanggal 12 Maret 2016 pukul 16.27 WIB
[4]
http://walidrahmanto.blogspot.co.id/2012/01/bullying-dan-solusinya.html
Diakses
tanggal 12 Maret 2016 pukul 16.27 WIB
[5]
Makalah
perkembangan dan bimbingan peserta didik kelompok 1-4
0 komentar:
Posting Komentar