MAKALAH
KOMUNIKASI
PENDIDIKAN
Disusun Oleh :
Dea Tita Hastika (20158300219)
Dosen Pengampu
Errina Setiawati Kesumadewi, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
STKIP KUSUMA NEGARA
JAKARTA
2016
BAB I
KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI
A.
Keterampilan Berkomunikasi
Keterampilan
berkomunikasi (Communication Skills) adalah suatu keahlian, kemampuan
atau kepandaian seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Berkomunikasi
adalah satu kegiatan yang selalu kita lakukan setiap harinya, maka dari itu
keterampilan berkomunikasi ini sangat diperlukan dalam berkomunikasi agar
komunikasi yang kita lakukan dapat berjalan dengan lancar dan tidak terjadi
salah penafsiran antar komunikator dan komunikan.
Keterampilan berkomunikasi ini merupakan keterampilan utama yang
sudah seharusnya dimiliki oleh individual yang ingin menjalin hubungan
antarindividu, masyarakat, kelompok, maupun organisasi dimanapun mereka berada.
Keterampilan berkomunikasi dibutuhkan dalam banyak bidang
pekerjaan, terutama untuk pekerjaan
seperti wartawan, penyiar, MC, trainer dan sebagainya karena mereka harus
pandai-pandai dalam berbicara.
Keterampilan berkomunikasi juga dibutuhkan dalam pengembangan
usaha, untuk menjalin relasi, merketing, promosi, dan lain-lain, juga dalam
pengembangan dan pemberdayaan diri untuk personal branding/self empowering.
1.
Ruang Lingkup Keterampilan Berkomunikasi
a)
Keterampilan
Komunikasi Lisan
Keterampilan komunikasi lisan (oral
communication skills) adalah kemampuan berbicara seseorang untuk mampu
menyampaikan dan menjelaskan ide gagasan secara jelas kepada bermacam-macam orang
sebagai audiens agar dapat dimengerti dengan mudah oleh mereka. Kemampuan ini
meliputi keahlian seseorang dalam menyesuaikan cara berbicara dirinya kepada
komunikan yang berbeda darinya, dengan menggunakan pendekatan dan gaya bicara
yang tepat serta dapat memahami pentingnya isyarat nonverbal dalam komunikasi
lisan. Dalam keterampilan berkomunikasi lisan ini, dibutuhkan keterampilan
latar belakang presentasi yang diberikan, pemahaman tentang audiens,
mendengarkan secara kritis dan bahasa tubuh (body language).
b)
Keterampilan
Komunikasi Tulisan
Keterampilan komunikasi tulisan (written
communication skills) adalah kemampuan seseorang dalam menulis secara
efektif dalam segala konteks untuk ditujukan kepada beragam pembaca dan tujuan.
Kemampuan ini meliputi kemampuan dalam menulis dengan perbedaan gaya dan
pendekatan untuk setiap pembaca dan media yang berbeda. Keterampilan komunikasi
tulisan ini meliputi keterampilan komunikasi elektronik seperti menulis pesan (SMS)
di handphone, menulis dan mengirimkan pesan e-mail, berdiskusi di forum
diskusi online, chat menggunakan aplikasi ataupun pesan kilat/instan.
Keterampilan komunikasi tulisan memerlukan background skills seperti
penulisan akademis, keahlian revisi dan penyuntingan (editing), membaca
kritis dan presentasi data.
c)
Keterampilan
Komunikasi Non-Verbal
Keterampilan komunikasi non-verbal (non-verbal
communication skills) adalah kemampuan dalam memperkuat ekspresi ide dan
konsep melalui gerakan bahasa tubuh (body language), gerak isyarat /
kial (gesture), ekspresi wajah dan nada bicara/suara (tone of voie).
Komunikasi non-verbal juga meliputi penggunaan gambar, ikon (icon), dan
simbol. Dalam keterampilan komunikasi non-verbal membutuhkan pemahaman tentang
audiens, presentasi personal dan bahasa tubuh.
2.
Letak Keterampilan Berkomunikasi
a)
Kekuatan
kata
Jangan menggunakan kata-kata yang
sulit diucapkan dan dihafalkan. Lebih baik menggantinya dengan kata-kata yang
lebih mudah dicerna. Tetapi agar kata-kata yang disampaikan terkesan kuat,
gunakan istilah tertentu untuk memperjelas maksudnya. Untuk itu kuasai
unsur-unsur bahasa, seperti sinonim, antonim, anonim, ungkapan (idiom),
dan kata penghubung.
b)
Ragam
bahasa
Pahami dan kuasai ragam bahasa, baik
yang resmi maupun tidak, baik bahasa lisan maupun tulisan serta pelajarilah
ragam bahasa dalam suatu kalangan kemudian gunakan bahasa tersebut di kalangan
itu.
c)
Kekuatan
suara
Apa jadinya jika kita berkomunikasi
tanpa suara yang jelas? Maka perhatikan kualitas suara dalam komunikasi verbal.
Gunakan intonasi dan nada suara, tempo, jeda, dinamika, dan ekspresi suara
dengan baik dan benar. Ketika berkomunikasi, usahakan suara nafas tidak
terdengar.
d)
Hindari
aksen daerah
Hindari komunikasi yang menunjukkan
aksen atau logat daerah yang terlalu kental. Memang jika kita berasal dari
daerah tertentu cukup sulit untuk menghilangkan aksennya. Tapi usahakan agar
tidak terlalu dominan, kecuali dalam melawak.
e)
Menjadi
pendengar aktif
Komunikasi yang efektif dapat
terwujud karena adanya keseimbangan antara pembicara dan pendengar. Kita bukan
hanya bisa berbicara tetapi juga harus bisa menjadi pendengar yang baik.
B.
Tanya Jawab
1.
Apa
yang dimaksud dengan keterampilan berkomunikasi?
Jawab : Keterampilan berkomunikasi (Communication Skills)
adalah suatu keahlian, kemampuan atau kepandaian seseorang dalam berkomunikasi
dengan orang lain.
2.
Siapa
saja yang memiliki keterampilan berkomunikasi?
Jawab : Sebenarnya keterampilan berkomunikasi ada pada diri setiap
orang, tapi bagi mereka yang pandai dalam berkomunikasi maka mereka telah memiliki
keterampilan berkomunikasi dalam dirinya. Lain halnya bagi orang yang kurang
pandai berkomunikasi, maka mereka belum memiliki keterampilan dalam
berkomunikasi.
3.
Di
mana kita dapat mempelajari keterampilan berkomunikasi?
Jawab : Keterampilan berkomunikasi dapat kita temukan dimana saja,
dan pada siapa saja. Karena keterampilan berkomunikasi kita bisa dapatkan
apabila kita sering berkomunikasi dengan banyak seseorang dengan begitu kita
dapat memahami bagaimana kita seharusnya berkomunikasi.
4.
Kapan
keterampilan komunikasi tertulis kita butuhkan?
Jawab : Saat kita sedang menulis suatu pesan yang ingin disampaikan
kepada orang lain, maka itu kita harus memerlukan kemampuan komunikasi tertulis
untuk pandai dalam menulis apa yang ingin disampaikan.
5.
Mengapa
kita harus memperhatikan suara dalam berkomunikasi?
Jawab : Karena apabila dalam berkomunikasi kita berbicara dengan
kecil sehingga lawan bicara kita menjadi tidak jelas mendengar pesan yang kita
sampaikan, dan lebih buruknya lagi jika mereka salah menafsirkan apa yang kita
sampaikan.
6.
Bagaimana
jika kita masih sulit dalam menghilangkan aksen daerah atau logat bicara kita
dalam berkomunikasi?
Jawab : Jika kita masih sulit untuk menghilangkannya, maka
sebaiknya kita belajar untuk tidak terlalu jelas menampakkan suara logat daerah
yang melekat pada suara kita. Karena, apabila kita masih berkomunikasi dengan
logat daerah pada komunikan yang bukan sedaerah dengan kita, itu akan
menyulitkannya untuk mencerna apa yang kita sampaikan.
BAB II
BEKERJA SAMA DALAM KELOMPOK
A.
Bekerja Sama
dalam Kelompok
Kerjasama (Team Work) adalah keinginan untuk bekerja sama
dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok. Bukan
bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi. Kompetensi kerjasama
menekankan peran sebagai anggota kelompok, bukan sebagai pemimpin. Kelompok
disini dalam arti yang luas, yaitu sekelompok individu yang menyelesaikan suatu
tugas atau proses.
Jika bekerja sama dengan kelompok, maka didalamnya diperlukan
komunikasi. Komunikasi yang dilakukan dalam kelompok ini berjenis komunikasi
kelompok. Adapun komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan,
konperensi dan sebagainya. Komunikasi kelompok kecil (small group
communication) merupakan proses komunikasi antara tiga orang atau lebih
yang berlangsung secara tatap muka.[1]
Menurut Michael Burgoon (1978:224) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai
berikut.
“Group communication is the face to face interaction of three or
more individuals, for a recognized purpose such as information sharing, self
maintainance, or problem solving, such as that the members are able to recall
personal characteristics of the other members accurately”. (Komunikasi
kelompok adalah interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih,
dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri,
pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik
pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.[2]
Keikutsertaan Individu dalam Kelompok
Dalam kelompok pastinya terdiri dari beberapa individu,
keikutsertaan individu tersebut untuk menjadi anggota kelompok biasanya
disebabkan alasan-alasan, sebagai berikut:[3]
1.
Perhatian
dan keikutsertaan individu ditumbuhkan oleh solidaritas kelompok
2.
Perubahan
sikap akan lebih mudah terjadi apabila individu berada dalam satu kelompok,
selanjutnya keputusan-keputusan kelompok akann lebih mudah diterima dan
dilaksanakan apabila individu terlibat dalam pengambilan keputusan.
3.
Kepercayaan
besar yang diberikan kepada kelompok.
Karakteristik Kelompok:
Dalam suatu kelompok terdapat ciri – ciri, yaitu :
1.
Terdiri
dari 2 orang atau lebih
2.
Adanya
interaksi yang terus menerus
3.
Adanya
pengembangan identitas kelompok
4.
Adanya
norma–norma kelompok
5.
Adanya
diferensiasi peran
6.
Peran
yang saling tergantung
7.
Produktivitas
bertambah atau meningkat
Tahap Pembentukan Kelompok
1.
Tahap
1 - Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas.
Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad
baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
2.
Tahap
2 – Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas
yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka
selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan
perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat
selesai.
3.
Tahap
3 - Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan
dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu
sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk
kelompok.
4.
Tahap
4 - Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal.
Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect
dalam berkomunikasi.
5.
Tahap
5 - Adjourning dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri.
Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami
perubahan.
Kerjasama dan manfaatnya
Kerjasama dapat menambah
produktivitas dan meningkatkan moral pengurus. Kerjasama dalam kelompok akan
membuahkan hasil yang lebih baik. Apalagi jika dilengkapi dengan sikap yang
lebih baik terhadap tugasnya tanpa pamrih. Kerjasama dapat menambah
tanggung-jawab pengurus dalam melakukan tugas dengan baik, dan menambah
kepuasan jika berhasil menyelesaikan tugas masing-masing. Kerjasama menjadi
efektif jika :
a)
Pengurus perlu memahami segala ketentuan dan
mekanisme kerja yang ditetapkan.
b)
Setiap pengurus diharapkan ikut memecahkan
masalah
c)
Pengurus perlu menyadari kemungkinan saran
yang diajukan oleh Bidang lain untuk Bidang mereka.
d) Mengenali masalah dari Bidang
lain, sehingga dapat membantu memberikan sumbangan bagi Bidang tersebut.
Pola dan perilaku yang tidak
efektif bagi kelompok kerja, antara lain :
a)
Saling tidak menyetujui tindakan pengurus
Bidang lain.
b)
Mempertahankan pendapat masing-masing secara
kaku atau menolak gagasan pihak lain tanpa alasan yang jelas, atau menarik diri
jika pendapatnya tidak disetujui
c)
Tidak mau membantu masalah pengurus bidang
lain
d) Menjatuhkan kawan sesama pengurus
e)
Memaksakan usulan tanpa kejelasan manfaatnya
atau jika usulan dilaksanakan, maka akan meningkatkan biaya besar atau makin
mempersulit proses kerja.
Keuntungan yang dapat diperoleh
dari bekerjasama
Beberapa keuntungan yang dapat
dipetik dari kerjasama antara lain :
a)
Memperingan tugas yang harus dipikul oleh
masing-masing pihak;
b)
Menghemat tenaga, pikiran dan dana yang
biasanya sangat terbatas dalam setiap kegiatan;
c)
Dengan dana, tenaga, pikiran yang tersedia,
dapat menghasilkan lebih banyak;
d) Lebih memberi kemungkinan pada
seluruh pihak untuk mengembangkan kemampuan dalam rangka menuju terbangunnya
kemanusiaannya.
Beberapa hal yang dapat mendukung
terjalinnya kerjasama
Agar terjalin kerjasama yang
mantap dalam suatu kelompok dari masing-masing anggota, sehingga mampu
memecahkan masalah yang sedang dihadapi, perlu diperhatikan beberapa hal yang
dapat mendukung, antara lain :
a)
Masing-masing pihak harus sadar dan mengakui kemampuan
masing-masing. Masing-masing pihak yang akan kerjasama harus mengerti dan
memahami akan masalah yang dihadapi.
b)
Masing-masing pihak yang bekerjasama perlu
berkomunikasi.
c)
Pihak yang bekerjasama perlu peka terhadap
pihak lain dalam arti mengerti kesulitan dan kelemahan orang lain.
d) Meskipun semua pihak harus memberi
sesuai dengan kemampuan, tetapi agar semuanya itu dapat berdaya hasil dan
berhasil guna, perlu ada pengaturan, yaitu koordinasi yang mantap.
e)
Keterbukaan
f)
Melibatkan orang lain
Beberapa hal yang dapat mengganggu
kerjasama
a)
Ada pihak yang selalu bersikap menyerahkan
pekerjaan kepada orang lain dan tidak bersedia bertanggung-jawab
b)
Ada pihak yang bersedia menampung semua
pekerjaan meskipun jelas tidak mampu mengerjakannya.
c)
Tidak bersedia memberikan sebagian dari kemampuannya
untuk membantu pihak lain. Dalam pengertian, ini termasuk tidak bersedia
menyerahkan sebagian dari wewenangnya kepada pihak lain.
d) Lekas puas dengan hasil
pekerjaannya sendiri, sehingga tidak memperlihatkan dan tidak menaruh perhatian
pada pihak yang masih bekerja.
e)
Hanya bersedia memberikan sesuatu yang dirasa
tidak lagi diperlukan dirinya, sehingga memberi tidak sesuai dengan kebutuhan
yang dirasakan oleh pihak lain.
f)
Tidak bersedia memberi bantuan sesuai dengan
kebutuhan dan masalah yang dihadapi, hanya terus tekun dengan pekerjaannya
sendiri.
g)
Menutup diri, dan tidak mengundang pihak lain
yang dapat memberi bantuan, misal selain berusaha mengerjakan sesuatu dengan
sempurna sehingga sulit pihak lain dapat membantu.
h)
Tidak bersedia berkorban, misalnya membongkar
atau merubah kegiatan yang sudah direncanakan, demi mencapai kerjasama dan
hasil kegiatan yang lebih baik.
i)
Bersikap maha tahu, sehingga menutup diri
untuk minta pendapat dan bantuan pihak lain.
j)
Tidak percaya kemampuan pihak lain sehingga
tidak bersedia minta bantuan atau pendapat kepadanya.
B.
Tanya Jawab
1.
Apa
yang dimaksud dengan kerjasama?
Jawab : Kerjasama (Team Work)
adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan
menjadi bagian dari kelompok.
2.
Siapa
saja yang dapat menjadi anggota bagian dari kelompok?
Jawab : siapa saja bisa jadi anggota
bagian dari kelompok sesuai karakternya, dan ikut dalam berpartisipasi bekerja
sama membentuk kelompok (team work).
3.
Di
mana kita bisa langsung bekerjasama dalam kelompok?
Jawab : Tentunya ditempat yang telah
menjadi tempat biasa kelompok kita bertemu dan berdiskusi. Biasanya pada saat
itu ada banyak hal yang mulai diperbincangkan dalam kelompok dan mencoba untuk
mencari penyelesaian dari masalah atau isu yang tengah dibincangkan.
4.
Kapan
kelompok bisa mulai dibentuk?
Jawab : Bila terdapat beberapa
individu dengan masalah atau karakter dan keinginan yang sama, maka mereka
sudah bisa membentuk suatu kelompok. Ini terjadi pada tahap forming.
5.
Mengapa
sifat keterbukaan termasuk dalam hal yang mendukung terjalinnya kerjasama?
Jawab : Karena apabila kita
tertutup, kita tidak dapat sharing atau menceritakan masalah kita ke anggota
kelompok, dan kita tidak dapat menyelesaikan masalah yang terjadi pada kelompok
apabila anggota satu sama lainnya saling tertutup sehingga mereka tidak bisa
mengerti antaranggota didalam kelompok.
6.
Bagaimana
jika terjadi perselisihan pendapat antar anggota kelompok?
Jawab : Ada baiknya jika dibicarakan
secara bersama masalah salah paham yang dialami, tanpa ada keegoisan
dimasing-masing antaranggota. Biasanya kesalahpahaman ini terjadi jika ada
anggota kelompok yang setuju dengan suatu pendapat/statement dan ada
anggota kelompok lain yang tidak setuju sehingga dapat menimbulkan masalah
perselisihan. Untuk itu cara terbaiknya adalah dengan menerima pendapat orang
lain walaupun berbeda dengan pendapat diri kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Wiryanto. Pengantar
Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grassindo, 2004.
http://www.komunikasipraktis.com/2014/10/keterampilan-komunikasi-pengertian.html diakses pada 6 Desember pukul 10:44 WIB
https://andrewildigar.wordpress.com/2013/10/22/kerjasama-dalam-kelompok-team-work/ diakses pada 6 Desember pukul 10:50 WIB
0 komentar:
Posting Komentar