BAB II
KOMPONEN KOMUNIKASI
A.
Komponen
Komunikasi
Setiap peristiwa komunikasi dalam tingkat apapun, apakah komunikasi
antarpribadi ataupun komunikasi massa, akan melibatkan komponen-komponen
komunikasi. Lalu, apa itu komponen komunikasi? Komponen komunikasi adalah
hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Berikut
ini akan dijelaskan mengenai komponen komunikasi;
1.
Sumber Penerima
Sumber penerima
sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang
yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (komunikator) sekaligus penerima
(komunikan).
6.1.
Komunikator
Proses komunikasi dimulai atau
berawal dari sumber (source) atau pengirim pesan yaitu di mana gagasan,
ide atau pikiran berasal yang kemudian akan disampaikan kepada pihak lainnya
yaitu penerima pesan. Sumber atau pengirim pesan sering pula disebut dengan
“komunikator”.[1]
Dilihat dari jumlahnya, komunikator
bisa terdiri dari satu orang, banyak orang (lebih dari satu orang), dan massa.
Jika harus menunjuk pada lebih dari satu orang, komunikator bisa berarti kelompok
seperti partai politik, organisasi atau lembaga dan media massa (lembaga media
massa; seperti surat kabar, radio, televisi, majalah, tabloid, internet).[2]
Komunikator dengan banyak orang bisa
dipecah menjadi tiga, yakni:
(1)
Kelompok
kecil
Kelompok kecil adalah kelompok homogen dengan sejumlah orang yang
punya ikatan emosional kuat dan saling mengenal satu sama lain.
(2)
Kelompok
besar/publik
Kelompok besar/publik adalah kelompok yang ikatan yang relatif
tidak saling kenal secara pribadi, ikatan emosionalnya kurang kuat. Kelompok
ini biasanya heterogen.
(3)
Organisasi
Sementara itu, komunikator yang disebut organisasi adalah kelompok
dengan banyak orang, punya tujuan sama, dan juga ada pembagian kerja yang
jelas. Kelompok organisasi ini masih bisa dibagi menjadi motif ideal (yayasan,
LSM nonprofit) dan motif komersial (perseroan terbatas).
6.2.
Komunikan
Penerima atau receiver atau
disebut juga audiensi adalah sasaran atau target dari pesan. Penerima sering
pula disebut dengan “komunikan”. Penerima dapat berupa satu individu, satu
kelompok, lembaga atau bahkan suatu kumpulan besar manusia yang tidak saling
mengenal.[3]
Siapa yang akan menerima pesan
(penerima pesan) dapat ditentukan oleh sumber (komunikator), misalnya dalam
komunikasi melalui telepon. Namun adakalanya penerima pesan tidak dapat
ditentukan oleh sumber misalnya dalam program siaran televisi. Perlu
diperjelas, bahwa dalam situasi tertentu, sumber dan penerima pesan dapat
langsung berhubungan namun dalam kesempatan lain sumber dan penerima pesan
dipisah oleh ruang dan waktu.
2.
Enkoding dan Dekoding
Enkoding dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan sumber (komunikator) untuk menerjemahkan pikiran dan
ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh indra pihak penerima.
Jika kita akan mengatakan sesuatu, maka otak dan lidah akan bekerja sama untuk
menyusun kata-kata dan membentuk kalimat. Ketika kita menulis surat, otak dan
jari tangan akan bekerja sama untuk menghasilkan pola-pola atau bentuk yang
terlihat diatas kertas. Dari hal tersebut, kita telah melakukan enkoding.
Kegiatan penerimaan pesan diawali
dengan proses dekoding yang merupakan kegiatan yang berlawanan dengan proses
enkoding. Dekoding adalah kegiatan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan
pesan-pesan fisik ke dalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima.
Pembicara atau penulis disebut juga
enkoder (encoder), dan pendengar atau pembaca sebagai dekoder (decoder).
Seperti halnya sumber-penerima, enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang
tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa kita menjalankan fungsi-fungsi ini
secara simultan. Ketika kita berbicara (enkoding), kita juga menyerap tanggapan
dari pendengar (dekoding).
3.
Kompetensi Komunikasi
Kompetensi komunikasi adalah
kemampuan seorang individu untuk berkomunikasi secara tepat dan efektif sesuai
dengan situasi sosialnya, yang meliputi kemampuan individu dalam bertindak,
serta pengetahuan dan motivasi yang dimiliki individu. Kompetensi komunikasi
mencakup beberapa hal, yang pertama individu harus memiliki pengetahuan yang
dibutuhkan dalam berkomunikasi secara efektif dan tepat. Pengetahuan dalam hal
ini lebih ditekankan pada “bagaimana” sebenarnya komunikasi daripada “apa” itu
komunikasi. Pengetahuan-pengetahuan tersebut diantaranya seperti mengetahui apa
yang harus diucapkan, tingkah laku seperti apa yang harus diambil dalam situasi
yang berbeda, bagaimana orang lain akan menanggapi dan berperilaku, siapa yang
diajak berkomunikasi, serta memahami isi pesan yang disampaikan.
Yang kedua adalah hasrat atau
keinginan seseorang untuk melakukan komunikasi atau menghindari komunikasi
dengan orang lain. Terakhir, tindakan nyata dari perilaku, yang merupakan
kemampuan seseorang dalam mengolah perilaku yang diperlukan dalam berkomunikasi
secara tepat dan efektif.
4.
Pesan
Ketika kita berbicara maka kata-kata
yang kita ucapkan adalah pesan (messages). Ketika kita menulis surat
maka apa yang kita tuliskan di atas kertas adalah pesan. Jika kita sedang
menonton televisi maka program yang sedang kita saksikan atau dengar adalah
pesan. Pesan memiliki wujud (physical) yang dapat dirasakan atau
diterima oleh indra. Dominick mendefinisikan pesan sebagai: the actual
physical product that the source encodes. (produk fisik aktual yang telah
di enkoding sumber).[4]
Perlu diperhatikan bahwa pesan dan enkoding memiliki perbedaan. Enkoding adalah
proses yang terjadi di otak untuk menghasilkan pesan, sedangkan pesan adalah
hasil dari proses enkoding yang dapat di raskan atau diterima oleh indra. Pesan
yang disampaikan manusia dapat berbentuk sederhana namun bisa memberikan
pengaruh yang cukup efektid misalnya ucapan “Tidak!”, pesan dapat pula bersifat
rumit dan kompleks seperti teori relativitas Einstein. Pesan dapat ditujukan
kepada satu individu saja atau kepada jutaan individu. Pesan dapat dihasilkan
dengan biaya murah bahkan gratis (misalnya kata-kata yang diucapkan), namun
pesan dapat pulsa dihasilkan dengan biaya cukup mahal (misalnya harga buku).
Penerima pesan memiliki kontrol yang
berbeda-beda terhadap berbagai bentuk pesan yang diterimanya. Ada pesan yang
mudah sekali diabaikan atau ditolak oleh penerima, dalam hal ini penerima
memiliki kontrol yang besar terhadap pesan yang diterimanya namun ada pula
pesan yang sulit untuk dikontrol atau dihentikan. kita dapat memikirkan tingkat
kesulitan yang ditemui untuk menghentikan berbagai kegiatan komunikasi.
Misalnya, bagaimana cara menghentikan perrcakapan tatap muka dengan orang tua
kita atau menghentikan percakapan melalui telepon dengan teman dibandingkan
dengan ketika kita sedang menonton televisi.
5.
Saluran
Saluran atau channel adalah
jalan yang dilalui pesan untuk sampai kepada penerima. Gelombang radio membawa
kata-kata yang diucapkan penyiar di studio atau memuat pesan visual yang
ditampilkan di layar kaca televisi. Aliran udara dapat juga berfungsi sebagai
saluran. Ketika kita mencium bau aroma makanan maka udara bertindak sebagai
saluran yang menyampaikan pesan ke hidung kita. Pesan apa yang kita terima
ketika kita mencium wangi parfum mahal dari seseorang yang berdiri didekat
kita. Bagaimana jika orang yang berada didekat kita berbau aroma bawang. Orang
buta menggunakan sentuhan ketika membaca huruf braille. Sentuhan juga merupakan
saluran. Pesan terkadang membutuhkan lebih dari satu saluran untuk dapat
mencapai penerimanya. Jarang sekali komunikasi berlangsung hanya melalui satu
saluran, kita pasti menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda
secara simultan. Contohnya saja, dalam berinteraksi dengan orang lain kita
tidak hanya berbicara dan mendengarkan saja, tetapi gerak tubuh serta ekspresi
wajah kita pun pasti ikut bergerak atau berubah untuk lebih menekankan pesan
apa yang sedang kita sampaikan.
6.
Umpan balik
Umpan balik atau feedback adalah
tanggapan atau respons dari penerima pesan yang membentuk dan mengubah pesan
pesan berikut yang akan disampaikan sumber. Umpan balik berguna bagi sumber
karena umpan balik memungkinkan sumber untuk memberikan jawaban terhadap
pertanyaan yang muncul. Umpan balik juga penting bagi penerima karena
memungkinkan penerima berusaha untuk mengubah elemen-elemen dalam proses
komunikasi.
Secara
lebih jelas berikut akan disajikan bentuk-bentuk umpan balik atau feedback;
6.1.
Berdasar
Asal
a.
External
Feedback
External
Feedback ialah umpan balik yang diterima
langsung komunikator dari komunikan.
b.
Internal
feedback
Internal feedback ialah
umpan balik yang tidak berasal dari komunikan, tetapi dari pesan atau
komunikator itu sendiri.
6.2.
Berdasar
Kecepatan
a.
Immediated
Feedback
Umpan balik ini sering disebut dengan umpan balik langsung.
Langsung berarti tanpa perantara. Umpan balik ini biasanya sangat jelas
kelihatan dalam komunikasi tatap muka dua orang atau komunikasi kelompok kecil
dalam sebuah ruangan.
b.
Delayed
Feedback
Disebut juga umpan balik tertunda, yaitu umpan balik yang tidak
langsung tersampaikan.
6.3.
Berdasar
Penerimaan Pesan
a.
Positive
Feedback
Umpan balik positif bisa berupa, saat dosen setelah habis
menjelaskan sebuah materi kepada mahasiswa (baik dalam bimbingan penelitian
maupun perkuliahan), sesekali dosen tersebut menyuruh mahasiswanya untuk
menjelaskan ulang. Jika mahasiswa itu bisa menjelaskan ulang pesan dosen dengan
inti sama, maka itu termasuk umpan balik positif. Umpan balik positif bisa juga
berasal dari komunikasi nonverbal. Saat seorang guru menjelaskan materi
sementara beberapa murid mengangguk tanpa paham, itu juga termasuk umpan balik
positif. Bisa dikatakan pesan dari komunikator mendapat tanggapan positif.
b.
Negative
Feedback
Umpan balik negatif ialah umpan balik bilamana respons yang
diberikan komunikan merugikan komunikator. Dengan kata lain, apa yang dikatakan
oleh komunikator mendapat tentangan. Tidak semua pesan yang dikirim oleh
seorang pimpinan dipahami dan dilaksanakan oleh bawahan, ada saja kebijakan
yang ditentang. Penentangan ini bisa dilakukan dengan memberikan umpan balik
langsung dengan menolak kebijakan itu atau dilakukan dengan cara
sembunyi-sembunyi sampai tiadanya kesesuaian antara lisan dan perilaku.
6.4.
Berdasar
Relevansitas
a.
Neutral
Feedback
Umpan balik yang dimaksud disini ialah umpan balik yang
netral-netral saja. Bisa diartikan umpan balik tidak sesuai dengan harapan
komunikator atau kemampuan komunikan seperti itu atau mengalihkan pembicaraan.
b.
Zero
Feedback
Ada kalanya umpan balik yang dikirim oleh komunikan kepada
komunikator tidak bisa dipahami. Dengan kata lain, pesan yang dikirimkan
komunikator kepada komunikan tidak dipahami sehingga umpan baliknya juga tidak
relevan sebagaimana yang diharapkan komunikator.
7.
Gangguan
Gangguan atau noise dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang menginterversi proses pengiriman pesan.
Gangguan yang sangat kecil mungkin dapat diabaikan, namun terlalu banyak
gangguan dapat menghambat pesan untuk mencapai tujuannya. Setidaknya terdapat
tiga jenis gangguan yaitu; gangguan semantik, gangguan mekanik, dan gangguan
lingkungan.
Gangguan semantik terjadi bilamana
orang memiliki arti yang berbeda atas kata-kata atau ungkapan yang sama. “Susu
ini bagus untuk tulang,” kata seorang anak pada sebuah iklan susu di televisi.
Temannya mengira “tulang” adalah tulang pada tubuh manusia, namun yang dimaksud
disini adalah “tulang” yang berarti paman (dalam bahasa Batak tulang berarti
paman).
Gangguan mekanik terjadi jika muncul
masalah dengan alat yang digunakan untuk membantu terjadinya komunikasi.
Pesawat televisi tidak dapat menerima gambar dengan jelas karena tiang
antenanya patah. Pulpen tidak dapat digunakan karena kehabisan tinta, internet
tidak dapat diaktifkan karena modemnya tidak berfungsi.
Gangguan ketiga dinamakan dengan
gangguan lingkungan. Gangguan lingkungan ini biasanya terjadi diluar kontrol
sumber atau penerima, misalnya dua orang yang berbincang di klub malam yang
memutar musik keras-keras. Namun gangguan lingkungan juga dapat berasal dari
sumber atau penerima pesan. Misalnya, kita mencoba berbicara kepada seseorang
yang sedang memainkan instrumen musik atau berbicara kepada orang yang sedang
mengetuk-ngetukan jarinya dimeja. Semakin besar gangguan, maka pesan yang
diterima menjadi semakin tidak jelas. Umpan balik penting untuk mengurangi efek
gangguan. Semakin cepat umpan balik diterima semakin cepat pula gangguan dapat
diatasi.
8.
Pola aliran komunikasi
Pola aliran dalam komunikasi terbagi
menjadi dua, yakni pola roda dan pola lingkaran. Pola roda adalah pola yang
mengarahkan seluruh pesan kepada komunikan yang menduduki posisi sentral. Orang
yang dalam posisi sentral menerima kontak dan pesan yang disediakan oleh
anggota orgnaisasi lainnya (komunikator) dan memecahkan masalah dengan saran
dan persetujuan anggota lainnya.
Kedua, pola lingkaran adalah pola aliran
komunikasi yang memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya
hanya melalui sejenis sistem pengulangan pesan. Tidak seorang anggotapun yang
dapat berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya, demikian pula tidak
ada anggota yang memiliki akses langsung terhadap seluruh pesan yang diperlukan
untuk memecahkan persoalan.
B.
Tanya Jawab
1.
Apa
yang dimaksud dengan komponen komunikasi?
Jawab : Komponen komunikasi adalah
hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik.
2.
Siapa
saja yang dapat menjadi komunikator dan komunikan?
Jawab : siapa saja dapat menjadi
komunikator dan komunikan, dengan syarat jika ia memberikan informasi dan pesan
maka ia akan disebut sebagai komunikator lalu sebaliknya jika ia yang menerima
informasi atau pesan maka ia yang akan disebut sebagai komunikan.
3.
Di
mana kita mencari sumber komunikasi agar bisa memberikan umpan balik tertunda (delayed
feedback)?
Jawab : Disurat kabar, majalah,
televisi dan sebagainya. Kita akan memberikan umpan balik tertunda, dimana
umpan balik yang kita sampaikan tidak dapat langsung tersampaikan.
4.
Kapan
gangguan mekanik terjadi?
Jawab : Pesawat televisi tidak dapat
menerima gambar dengan jelas karena tiang antenanya patah. Pulpen tidak dapat
digunakan karena kehabisan tinta, internet tidak dapat diaktifkan karena
modemnya tidak berfungsi.
5.
Mengapa
enkoding berbeda dengan pesan?
Jawab : Karena enkoding adalah
proses yang terjadi di otak untuk menghasilkan pesan, sedangkan pesan adalah
hasil dari proses enkoding yang dapat di raskan atau diterima oleh indra.
6.
Bagaimana
penjelasan proses enkoding dan decoding?
Jawab
: Proses enkoding proses dimana komunikator menerjemahkan pikiran dan
ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh indra komunikan
(pihak penerima). Proses dekoding adalah proses dimana komunikan menerjemahkan
atau menginterpretasikan pesan-pesan yang dikirimkan komunikator ke dalam suatu
bentuk yang memiliki arti bagi komunikan.
1 komentar:
Casino Baccarat - How to Play, Strategy, and More | FEBCasino
A Casino Baccarat is a fun 메리트카지노 and entertaining experience, with different 바카라 사이트 and unique game mechanics and an exciting RTP game. The 제왕 카지노 goal is to pick one of the
Posting Komentar