Minggu, 22 Januari 2017

KOMUNIKASI PENDIDIKAN : KOMPONEN KOMUNIKASI

BAB II

KOMPONEN KOMUNIKASI

A.          Komponen Komunikasi

Setiap peristiwa komunikasi dalam tingkat apapun, apakah komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi massa, akan melibatkan komponen-komponen komunikasi. Lalu, apa itu komponen komunikasi? Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Berikut ini akan dijelaskan mengenai komponen komunikasi;
1.        Sumber Penerima
        Sumber penerima sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (komunikator) sekaligus penerima (komunikan).
6.1.   Komunikator
Proses komunikasi dimulai atau berawal dari sumber (source) atau pengirim pesan yaitu di mana gagasan, ide atau pikiran berasal yang kemudian akan disampaikan kepada pihak lainnya yaitu penerima pesan. Sumber atau pengirim pesan sering pula disebut dengan “komunikator”.[1]
Dilihat dari jumlahnya, komunikator bisa terdiri dari satu orang, banyak orang (lebih dari satu orang), dan massa. Jika harus menunjuk pada lebih dari satu orang, komunikator bisa berarti kelompok seperti partai politik, organisasi atau lembaga dan media massa (lembaga media massa; seperti surat kabar, radio, televisi, majalah, tabloid, internet).[2]
Komunikator dengan banyak orang bisa dipecah menjadi tiga, yakni:
(1)          Kelompok kecil
Kelompok kecil adalah kelompok homogen dengan sejumlah orang yang punya ikatan emosional kuat dan saling mengenal satu sama lain.
(2)          Kelompok besar/publik
Kelompok besar/publik adalah kelompok yang ikatan yang relatif tidak saling kenal secara pribadi, ikatan emosionalnya kurang kuat. Kelompok ini biasanya heterogen.
(3)          Organisasi
Sementara itu, komunikator yang disebut organisasi adalah kelompok dengan banyak orang, punya tujuan sama, dan juga ada pembagian kerja yang jelas. Kelompok organisasi ini masih bisa dibagi menjadi motif ideal (yayasan, LSM nonprofit) dan motif komersial (perseroan terbatas).
6.2.   Komunikan
Penerima atau receiver atau disebut juga audiensi adalah sasaran atau target dari pesan. Penerima sering pula disebut dengan “komunikan”. Penerima dapat berupa satu individu, satu kelompok, lembaga atau bahkan suatu kumpulan besar manusia yang tidak saling mengenal.[3]
Siapa yang akan menerima pesan (penerima pesan) dapat ditentukan oleh sumber (komunikator), misalnya dalam komunikasi melalui telepon. Namun adakalanya penerima pesan tidak dapat ditentukan oleh sumber misalnya dalam program siaran televisi. Perlu diperjelas, bahwa dalam situasi tertentu, sumber dan penerima pesan dapat langsung berhubungan namun dalam kesempatan lain sumber dan penerima pesan dipisah oleh ruang dan waktu.
2.        Enkoding dan Dekoding
Enkoding dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber (komunikator) untuk menerjemahkan pikiran dan ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh indra pihak penerima. Jika kita akan mengatakan sesuatu, maka otak dan lidah akan bekerja sama untuk menyusun kata-kata dan membentuk kalimat. Ketika kita menulis surat, otak dan jari tangan akan bekerja sama untuk menghasilkan pola-pola atau bentuk yang terlihat diatas kertas. Dari hal tersebut, kita telah melakukan enkoding.
Kegiatan penerimaan pesan diawali dengan proses dekoding yang merupakan kegiatan yang berlawanan dengan proses enkoding. Dekoding adalah kegiatan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan pesan-pesan fisik ke dalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima.
Pembicara atau penulis disebut juga enkoder (encoder), dan pendengar atau pembaca sebagai dekoder (decoder). Seperti halnya sumber-penerima, enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa kita menjalankan fungsi-fungsi ini secara simultan. Ketika kita berbicara (enkoding), kita juga menyerap tanggapan dari pendengar (dekoding).
3.        Kompetensi Komunikasi
Kompetensi komunikasi adalah kemampuan seorang individu untuk berkomunikasi secara tepat dan efektif sesuai dengan situasi sosialnya, yang meliputi kemampuan individu dalam bertindak, serta pengetahuan dan motivasi yang dimiliki individu. Kompetensi komunikasi mencakup beberapa hal, yang pertama individu harus memiliki pengetahuan yang dibutuhkan dalam berkomunikasi secara efektif dan tepat. Pengetahuan dalam hal ini lebih ditekankan pada “bagaimana” sebenarnya komunikasi daripada “apa” itu komunikasi. Pengetahuan-pengetahuan tersebut diantaranya seperti mengetahui apa yang harus diucapkan, tingkah laku seperti apa yang harus diambil dalam situasi yang berbeda, bagaimana orang lain akan menanggapi dan berperilaku, siapa yang diajak berkomunikasi, serta memahami isi pesan yang disampaikan.
Yang kedua adalah hasrat atau keinginan seseorang untuk melakukan komunikasi atau menghindari komunikasi dengan orang lain. Terakhir, tindakan nyata dari perilaku, yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengolah perilaku yang diperlukan dalam berkomunikasi secara tepat dan efektif.
4.        Pesan
Ketika kita berbicara maka kata-kata yang kita ucapkan adalah pesan (messages). Ketika kita menulis surat maka apa yang kita tuliskan di atas kertas adalah pesan. Jika kita sedang menonton televisi maka program yang sedang kita saksikan atau dengar adalah pesan. Pesan memiliki wujud (physical) yang dapat dirasakan atau diterima oleh indra. Dominick mendefinisikan pesan sebagai: the actual physical product that the source encodes. (produk fisik aktual yang telah di enkoding sumber).[4] Perlu diperhatikan bahwa pesan dan enkoding memiliki perbedaan. Enkoding adalah proses yang terjadi di otak untuk menghasilkan pesan, sedangkan pesan adalah hasil dari proses enkoding yang dapat di raskan atau diterima oleh indra. Pesan yang disampaikan manusia dapat berbentuk sederhana namun bisa memberikan pengaruh yang cukup efektid misalnya ucapan “Tidak!”, pesan dapat pula bersifat rumit dan kompleks seperti teori relativitas Einstein. Pesan dapat ditujukan kepada satu individu saja atau kepada jutaan individu. Pesan dapat dihasilkan dengan biaya murah bahkan gratis (misalnya kata-kata yang diucapkan), namun pesan dapat pulsa dihasilkan dengan biaya cukup mahal (misalnya harga buku).
Penerima pesan memiliki kontrol yang berbeda-beda terhadap berbagai bentuk pesan yang diterimanya. Ada pesan yang mudah sekali diabaikan atau ditolak oleh penerima, dalam hal ini penerima memiliki kontrol yang besar terhadap pesan yang diterimanya namun ada pula pesan yang sulit untuk dikontrol atau dihentikan. kita dapat memikirkan tingkat kesulitan yang ditemui untuk menghentikan berbagai kegiatan komunikasi. Misalnya, bagaimana cara menghentikan perrcakapan tatap muka dengan orang tua kita atau menghentikan percakapan melalui telepon dengan teman dibandingkan dengan ketika kita sedang menonton televisi.
5.        Saluran
Saluran atau channel adalah jalan yang dilalui pesan untuk sampai kepada penerima. Gelombang radio membawa kata-kata yang diucapkan penyiar di studio atau memuat pesan visual yang ditampilkan di layar kaca televisi. Aliran udara dapat juga berfungsi sebagai saluran. Ketika kita mencium bau aroma makanan maka udara bertindak sebagai saluran yang menyampaikan pesan ke hidung kita. Pesan apa yang kita terima ketika kita mencium wangi parfum mahal dari seseorang yang berdiri didekat kita. Bagaimana jika orang yang berada didekat kita berbau aroma bawang. Orang buta menggunakan sentuhan ketika membaca huruf braille. Sentuhan juga merupakan saluran. Pesan terkadang membutuhkan lebih dari satu saluran untuk dapat mencapai penerimanya. Jarang sekali komunikasi berlangsung hanya melalui satu saluran, kita pasti menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan. Contohnya saja, dalam berinteraksi dengan orang lain kita tidak hanya berbicara dan mendengarkan saja, tetapi gerak tubuh serta ekspresi wajah kita pun pasti ikut bergerak atau berubah untuk lebih menekankan pesan apa yang sedang kita sampaikan.
6.        Umpan balik
Umpan balik atau feedback adalah tanggapan atau respons dari penerima pesan yang membentuk dan mengubah pesan pesan berikut yang akan disampaikan sumber. Umpan balik berguna bagi sumber karena umpan balik memungkinkan sumber untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang muncul. Umpan balik juga penting bagi penerima karena memungkinkan penerima berusaha untuk mengubah elemen-elemen dalam proses komunikasi.
Secara lebih jelas berikut akan disajikan bentuk-bentuk umpan balik atau feedback;
6.1.   Berdasar Asal
a.    External Feedback
External Feedback ialah umpan balik yang diterima langsung komunikator dari komunikan.
b.   Internal feedback
Internal feedback ialah umpan balik yang tidak berasal dari komunikan, tetapi dari pesan atau komunikator itu sendiri.
6.2.   Berdasar Kecepatan
a.    Immediated Feedback
Umpan balik ini sering disebut dengan umpan balik langsung. Langsung berarti tanpa perantara. Umpan balik ini biasanya sangat jelas kelihatan dalam komunikasi tatap muka dua orang atau komunikasi kelompok kecil dalam sebuah ruangan.
b.   Delayed Feedback
Disebut juga umpan balik tertunda, yaitu umpan balik yang tidak langsung tersampaikan.
6.3.   Berdasar Penerimaan Pesan
a.    Positive Feedback
Umpan balik positif bisa berupa, saat dosen setelah habis menjelaskan sebuah materi kepada mahasiswa (baik dalam bimbingan penelitian maupun perkuliahan), sesekali dosen tersebut menyuruh mahasiswanya untuk menjelaskan ulang. Jika mahasiswa itu bisa menjelaskan ulang pesan dosen dengan inti sama, maka itu termasuk umpan balik positif. Umpan balik positif bisa juga berasal dari komunikasi nonverbal. Saat seorang guru menjelaskan materi sementara beberapa murid mengangguk tanpa paham, itu juga termasuk umpan balik positif. Bisa dikatakan pesan dari komunikator mendapat tanggapan positif.
b.   Negative Feedback
Umpan balik negatif ialah umpan balik bilamana respons yang diberikan komunikan merugikan komunikator. Dengan kata lain, apa yang dikatakan oleh komunikator mendapat tentangan. Tidak semua pesan yang dikirim oleh seorang pimpinan dipahami dan dilaksanakan oleh bawahan, ada saja kebijakan yang ditentang. Penentangan ini bisa dilakukan dengan memberikan umpan balik langsung dengan menolak kebijakan itu atau dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi sampai tiadanya kesesuaian antara lisan dan perilaku.
6.4.   Berdasar Relevansitas
a.    Neutral Feedback
Umpan balik yang dimaksud disini ialah umpan balik yang netral-netral saja. Bisa diartikan umpan balik tidak sesuai dengan harapan komunikator atau kemampuan komunikan seperti itu atau mengalihkan pembicaraan.
b.   Zero Feedback
Ada kalanya umpan balik yang dikirim oleh komunikan kepada komunikator tidak bisa dipahami. Dengan kata lain, pesan yang dikirimkan komunikator kepada komunikan tidak dipahami sehingga umpan baliknya juga tidak relevan sebagaimana yang diharapkan komunikator.
7.        Gangguan
Gangguan atau noise dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menginterversi proses pengiriman pesan. Gangguan yang sangat kecil mungkin dapat diabaikan, namun terlalu banyak gangguan dapat menghambat pesan untuk mencapai tujuannya. Setidaknya terdapat tiga jenis gangguan yaitu; gangguan semantik, gangguan mekanik, dan gangguan lingkungan.
Gangguan semantik terjadi bilamana orang memiliki arti yang berbeda atas kata-kata atau ungkapan yang sama. “Susu ini bagus untuk tulang,” kata seorang anak pada sebuah iklan susu di televisi. Temannya mengira “tulang” adalah tulang pada tubuh manusia, namun yang dimaksud disini adalah “tulang” yang berarti paman (dalam bahasa Batak tulang berarti paman).
Gangguan mekanik terjadi jika muncul masalah dengan alat yang digunakan untuk membantu terjadinya komunikasi. Pesawat televisi tidak dapat menerima gambar dengan jelas karena tiang antenanya patah. Pulpen tidak dapat digunakan karena kehabisan tinta, internet tidak dapat diaktifkan karena modemnya tidak berfungsi.
Gangguan ketiga dinamakan dengan gangguan lingkungan. Gangguan lingkungan ini biasanya terjadi diluar kontrol sumber atau penerima, misalnya dua orang yang berbincang di klub malam yang memutar musik keras-keras. Namun gangguan lingkungan juga dapat berasal dari sumber atau penerima pesan. Misalnya, kita mencoba berbicara kepada seseorang yang sedang memainkan instrumen musik atau berbicara kepada orang yang sedang mengetuk-ngetukan jarinya dimeja. Semakin besar gangguan, maka pesan yang diterima menjadi semakin tidak jelas. Umpan balik penting untuk mengurangi efek gangguan. Semakin cepat umpan balik diterima semakin cepat pula gangguan dapat diatasi. 
8.        Pola aliran komunikasi
Pola aliran dalam komunikasi terbagi menjadi dua, yakni pola roda dan pola lingkaran. Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh pesan kepada komunikan yang menduduki posisi sentral. Orang yang dalam posisi sentral menerima kontak dan pesan yang disediakan oleh anggota orgnaisasi lainnya (komunikator) dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan anggota lainnya.
Kedua, pola lingkaran adalah pola aliran komunikasi yang memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sistem pengulangan pesan. Tidak seorang anggotapun yang dapat berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya, demikian pula tidak ada anggota yang memiliki akses langsung terhadap seluruh pesan yang diperlukan untuk memecahkan persoalan.

B.          Tanya Jawab

1.       Apa yang dimaksud dengan komponen komunikasi?
Jawab : Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik.
2.       Siapa saja yang dapat menjadi komunikator dan komunikan?
Jawab : siapa saja dapat menjadi komunikator dan komunikan, dengan syarat jika ia memberikan informasi dan pesan maka ia akan disebut sebagai komunikator lalu sebaliknya jika ia yang menerima informasi atau pesan maka ia yang akan disebut sebagai komunikan.
3.       Di mana kita mencari sumber komunikasi agar bisa memberikan umpan balik tertunda (delayed feedback)?
Jawab : Disurat kabar, majalah, televisi dan sebagainya. Kita akan memberikan umpan balik tertunda, dimana umpan balik yang kita sampaikan tidak dapat langsung tersampaikan.
4.       Kapan gangguan mekanik terjadi?
Jawab : Pesawat televisi tidak dapat menerima gambar dengan jelas karena tiang antenanya patah. Pulpen tidak dapat digunakan karena kehabisan tinta, internet tidak dapat diaktifkan karena modemnya tidak berfungsi.
5.       Mengapa enkoding berbeda dengan pesan?
Jawab : Karena enkoding adalah proses yang terjadi di otak untuk menghasilkan pesan, sedangkan pesan adalah hasil dari proses enkoding yang dapat di raskan atau diterima oleh indra.
6.       Bagaimana penjelasan proses enkoding dan decoding?
Jawab : Proses enkoding proses dimana komunikator menerjemahkan pikiran dan ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh indra komunikan (pihak penerima). Proses dekoding adalah proses dimana komunikan menerjemahkan atau menginterpretasikan pesan-pesan yang dikirimkan komunikator ke dalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi komunikan.



[1] Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, Kencana, Jakarta, 2013, hlm. 17.
[2] Nurudin, op. cit. hlm. 44.
[3] Morissan, op. cit. hlm. 22.
[4] Mossan, op cit.  hlm. 19.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Casino Baccarat - How to Play, Strategy, and More | FEBCasino
A Casino Baccarat is a fun 메리트카지노 and entertaining experience, with different 바카라 사이트 and unique game mechanics and an exciting RTP game. The 제왕 카지노 goal is to pick one of the

Posting Komentar