Jumat, 27 Januari 2017

PERKEMBANGAN DAN BIMBINGAN PESERTA DIDIK : BULLYING DALAM KESEHARIAN PESERTA DIDIK

TUGAS
PERKEMBANGAN DAN BIMBINGAN PESERTA DIDIK
“BULLYING DALAM KESEHARIAN PESERTA DIDIK”


Disusun Oleh  :

Dea Tita Hastika
(20158300219)



Dosen Pengampu :
Chairunnisa, M.Pd.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
STKIP KUSUMA NEGARA
JAKARTA
2016


A.  Kasus
SADIS! Dua Siswa SMP Disetrum, Lalu Dicelurit
Sabtu, 12 Maret 2016 | 15:06 WIB

POJOKSATU.id, BOGOR – Aksi kekerasan pelajar kembali terulang di Kota Bogor. Dua pelajar SMP di Kota Bogor Jawa Barat disetrum, lalu dicelurit.
Informasi yang dihimpun, awalnya Kamis (10/3/2016) sekitar pukul 16:00, kedua korban yakni A dan B siswa kelas IX berjalan kaki pulang sekolah bersama beberapa orang temannya.
Namun, saat sedang bersantai di gang yang tak jauh dari lapangan Sempur, keduanya diserang lima siswa SMP dari sekolah lain.
“Korban disetrum kemudian dicerulit oleh salah satu pelaku,” ujar Kasat Reskrim Polres Bogor Kota, AKP Hendrawan A Nugroho seperti dikutif dari Radar Bogor (grup pojoksatu.id), Sabtu (12/03/2016).
Melihat keduanya tersungkur tak berdaya, para pelaku kemudian melarikan diri. Dalam kondisi panik, teman-teman korban membawa A dan B ke Rumah Sakit PMI Bogor.
Akibat kejadian tersebut, A mengalami luka di kepala bagian belakang dekat pundak sebelah kiri. Tak hanya itu, bagian tangannya pun mengalami luka karena benda tajam sehingga harus mendapatkan 18 jahitan.
Sementara, B kondisinya mengalami luka berat pada bagian tangan bagian kanannya. Mendapat informasi tersebut, kemarin tim Reskrim Polres Bogor Kota menangkap para pelaku yang langsung dipimpin AKP Hendrawan.
“Kami masih dalami soal alat yang digunakan para pelaku berupa alat setrum 2.400 wat dan cerulit,” ujarnya.
Ia menambahkan, para pelaku masih tergolong anak-anak sehingga pihaknya berkoordinasi dengan balai pemasyarakatan (Bapas).
Sumber : http://pojoksatu.id/pendidikan/2016/03/12/sadis-dua-siswa-smp-disetrum-lalu-dicelurit/
B.  Pandangan penulis
Dewasa ini, pendidikan di Indonesia masih memiliki berbagai macam persoalan-persoalan yang harus diperhatikan serta harus segera diatasi, seperti kasus bullying yang tengah marak terjadi di kalangan pelajar Indonesia. Kasus bullying yang terjadi tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, namun bisa terjadi di luar lingkungan sekolah seperti kasus diatas. Kekerasan di antara para pelajar merupakan salah satu kasus bullying yang sering terjadi kini. Sebagai pelajar yang terdidik dan menerima pembelajaran dalam sekolah, tidak sepantasnya memiliki kelakuan seperti halnya 5 siswa SMP dalam kasus diatas.
Mereka merupakan generasi penerus bangsa, lalu mengapa mereka memiliki kelakuan layaknya para gangster atau preman? Seharusnya 5 siswa tersebut memiliki pemikiran bagaimana dampak yang akan terjadi jika mereka melakukan tindak kekerasan terhadap 2 siswa SMP dari sekolah lain. Penulis sangat prihatin terhadap moral anak didik, anak bangsa pada zaman ini. Bagaimana tidak, mereka menghabisi siswa lain yang dengan rasa tak bersalah lalu meninggalkannya setelah tidak berdaya. Mereka cenderung memikirkan bahwa dengan tindak kekerasan yang dilakukannya, menjadikan dirinya kuat dihadapan pelajar lain maupun menambah eksistensi pada dirinya. Faktanya, perilaku tersebut sangat menyimpang dari berbagai hal yang seharusnya, karena dengan melakukan hal bullying tersebut, mereka sama saja seperti menjatuhkan diri pada ranah kejahatan yang bisa membuat sifat dalam dirinya menjadi brutal dan melakukan apapun semaunya. Tentu saja hal ini sangat tidak baik, untuk kehidupannya sekarang maupun kehidupannya di masa mendatang.
Sebagai pelajar yang cerdas, mereka seharusnya tidak lagi mengatakan dirinya kuat, hebat dengan perilaku kekerasan. Namun, ditunjukkan dengan prestasi-prestasi yang bisa membanggakan dirinya, maupun keluarga dan sekolah. Sehingga, siapapun yang mengetahui hal tersebut akan dengan sendirinya mengatakan bahwa mereka merupakan pelajar yang hebat.
Dalam kasus diatas, kedua pihak yang terbully dan pihak yang membully sama-sama memiliki dampak. Pada pihak yang terbully, tidak hanya menjadi korban kekerasan pada tubuhnya, namun juga psikisnya akan terganggu dan bisa saja meninggalkan trauma nantinya. Kedua siswa itu juga akan merasakan perasaan takut, ketika mereka berjalan keluar dari lingkungan sekolah atau rumah, karena akan adanya tindak kekerasan yang pernah terjadi pada mereka. Selain itu, tindak kekerasan tersebut telah membuat kedua siswa menjadi terbaring lemah, dan harus dirawat dengan berbagai luka pada tubuhnya. Sungguh mengenaskan, jika hal ini terus terjadi pada siswa atau pelajar lainnya.
Adapun dampak yang terjadi pada siswa atau pelajar yang membully ialah, mereka akan dihantui rasa bersalah karena telah menghabisi, memukuli, siswa lain. Perkembangan emosi pada dirinya pun, akan mengalami kendala karena tidak terkendalinya emosi yang dirasakan pada siswa tersebut. Sehingga, akan menyebabkan dirinya selalu melimpahkan emosi dalam perilaku kekerasan terhadap siswa lain, dan akan merusak masa depannnya kelak.
Sesungguhnya tindakan bullying yang dilakukan para pelajar SMP tersebut memang tidak terlepas dari bagaimana orang tua maupun pihak sekolah dalam mendidik mereka. Seharusnya para orang tua maupun sekolah, harus bisa lebih teliti mendidik anak maupun anak didiknya. Perhatian dan kasih sayang sangat diperlukan mereka dalam membentuk perkembangan emosi yang sedang berlangsung pada dirinya. Sehingga kasus seperti bullying akan berkurang.

C.  Penyelesaian kasus
Tindak kekerasan atau yang bisa dikategorikan dalam bullying, merupakan hal yang sedang hangat terjadi di pendidikan Indonesia. Kasus bullying sesungguhnya berasal dari ketidaksukaan pihak pembully dengan pihak terbully. Namun, kasus seperti ini harus segera di selesaikan karena hanya akan membuat dampak negatif bagi para korban maupun pihak yang membully. Keadaan psikis yang terganggu, rasa cemas dan ketakutan erat sekali kaitannya dengan tindak kekerasan.
Seperti kasus tindak kekerasan yang dilakukan 5 siswa SMP di Bogor, yang menghajar, memukuli 2 siswa SMP lalu mencelurit dan menyetrumnya sungguh merupakan perbuatan yang sangat tidak patut bagi pelajar, yang tidak seharusnya terjadi dan harus di minimalisir kejadian seperti ini. Kejadian ini jelas tidak bisa didiamkan atau disepelekan, sebab akan mengancam masa depan generasi dan bangsa ini. Output dari adanya kebiasaan bullying atau kekerasan di tengah kalangan pelajar, hanya akan melahirkan para pelajar yang troublemaker bukan problem solver. Kasus-kasus seperti ini terjadi karena ketidakperhatiannya para orang tua dan pihak sekolah dalam mendidik. Lemahnya perhatian keluarga dan lemahnya pengawasan sekolah menjadikannya salah satu alasan mengapa kejadian seperti ini masih sering terjadi.
Solusi yang digunakan untuk meminimalisir bullying adalah dengan cara diadakannya seminar tentang bullying dan dampak sebagai akibatnya. Seminar atau pemberian materi tentang bullying sangat diperlukan, karena dapat membantu para siwa untuk membuka pikiran mereka bahwa bullying merupakan tindakan yang tidak bermanfaat dan justru memiliki banyak dampak negatif bagi pelakunya. Selain seminar, perlu diadakannya kampanye anti-bullying di sekolah maupun diluar sekolah, dengan cara membuat poster atau gambar-gambar “stop bullying di kalangan pelajar” dan sebagainya. Guru di sekolah pun harus bisa tegas untuk menindaklanjut para siswa yang sering terlibat dalam kasus bullying, dan memberikan pengarahan dengan cara baik agar siswa-siswa tersebut menjadi luluh untuk tidak berperilaku keras.
Tidak luput dari keluarga, maka keluarga juga harus ikut berpartisipasi dalam rangka meminimalisir kasus bullying yang terjadi. Berikanlah perhatian yang cukup bagi anak, dan selalu memerhatikan perilaku dan sikap anak. Apabila anak memiliki perilaku atau sikap yang berubah dari biasanya, segeralah untuk menegur dan memperingatkannya agar tidak terjerumus dalam sikap kekerasan.
Dalam menindaklanjuti kasus bullying maupun kekerasan dikalangan para pelajar, seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat, keluarga dan individu-individu terkait di dalamnya, harus mengadakan perubahan revolusioner, berpikir akar persoalannya dan mengambil solusi tuntas untuk mengurangi tindak kekerasan pada pelajar dan segera menyelamatkan para generasi muda yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan suatu bangsa.



DAFTAR PUSTAKA

[1]   http://pojoksatu.id/pendidikan/2016/03/12/sadis-dua-siswa-smp-disetrum-lalu-dicelurit/
Diakses tanggal 12 Maret 2016 pukul 16.06 WIB
[2]   https://reyvanologi.wordpress.com/2012/11/25/bullying-yang-sangat-global-di-kalangan-pelajar/
Diakses tanggal 12 Maret 2016 pukul 16.26 WIB
[3]   http://soyaintermedia.blogspot.co.id/2016/03/bullying-3.html
Diakses tanggal 12 Maret 2016 pukul 16.27 WIB
[4]   http://walidrahmanto.blogspot.co.id/2012/01/bullying-dan-solusinya.html
Diakses tanggal 12 Maret 2016 pukul 16.27 WIB

[5]   Makalah perkembangan dan bimbingan peserta didik kelompok 1-4

0 komentar:

Posting Komentar